Ribuan hari ku menanti tuk mendapatkan apa yang menjadi hak milik sebenarnya, ribuan kilo tak membuat langkah ini berhenti tuk melangkah, tahukah kau betapa inginnya raga ini tuk memiliki lagi?
Suara gemuru ombak yang selalu menemani dikala sunyi menepis seolah tak pernah ada harapan di balik semua ini... Hariku tak semakin berarti lagi namun selalu mencoba tuk tetap tegar demi apa yang harus ku miliki.
Senjaku kini pun tak berarti lagi bagimu, dulu senjaku yang paling berharga katamu dikala kita duduk berdua menikmati indahnya jingga di langit yang indah. Namun kini telah berubah setelah kau pergi dengan sejuta harapan yang tak mungkin dapat ku genggam lagi... Begitu indah bukan dunia ku sekarang? Saat harapan yang ku tanam selama bertahun-tahun mati seperti bunga yang tak pernah di sirami.
Jingga pun kini telah ku miliki seorang diri, membuka lembaran baru dengan harapan yang baru tanpa harus mengingat masa lalu. Senjaku pun semakin berharga tanpa harus meimiliki sesuatu yang bernilai karrena dengan begini pun semesta akan membuat ku tersadar bahwa sesuatu yang berharga pasti kan hilang...
Komentar
Posting Komentar